Di Balik Senyum Seorang
Pahlawan Devisa
Cerita seorang sahabat seperjuangan yang diceritakan kepada saya,ditulis dan diedit kembali oleh Ainni Falyn
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Tuhan. Aku adalah kaum lemah...secara
fisikal (Kaum Hawa), namun pada hakikatnya aku sangatlah kuat dan sabar. Setiap
manusia tentu memiliki pandangan hidup dan jalan hidupnya masing-masing tak
terkecuali aku yang diciptakan sebagai wanita. Perbedaan manusia dalam
penciptaan-NYA berdasarkan kearifan Ilahi. Dengan demikian, Allah tidak
menzalimi seseorang. Karena setiap orang akan menemukan dirinya sesuai dengan
potensinya, tidak kurang dan tidak lebih...!
Aku yang diciptakan sebagai kaum Hawa tentunya mempunyai jalan cerita hidup yang tidaklah sesempurna sebagaimana yang diharapkan. Kadang suatu waktu, aku berbuat khilaf jua. Sebagai kaum Hawa aku tak bisa berbuat apapun karena kaum hawa selalu tertindas oleh Adam. Aku hanya berharap pengertian kaum adam terhadap kaum hawa bukan semata-mata hanya perkataan saja tapi dengan pembuktian pula, terlalu banyak kaum Adam yg mnindas kaum Hawa secara perlahan bukan dengan cara kekerasan saja tapi kelebihan secara batiniah.
Aku yang diciptakan sebagai kaum Hawa tentunya mempunyai jalan cerita hidup yang tidaklah sesempurna sebagaimana yang diharapkan. Kadang suatu waktu, aku berbuat khilaf jua. Sebagai kaum Hawa aku tak bisa berbuat apapun karena kaum hawa selalu tertindas oleh Adam. Aku hanya berharap pengertian kaum adam terhadap kaum hawa bukan semata-mata hanya perkataan saja tapi dengan pembuktian pula, terlalu banyak kaum Adam yg mnindas kaum Hawa secara perlahan bukan dengan cara kekerasan saja tapi kelebihan secara batiniah.
Aku sharing di blog tak bermaksud tuk meminta simpati atau menaruh rasa iba
terhadap diriku...,semata tuk tujuan mulia agar para kaum Hawa punya pendirian
teguh akan makna dan arti hidup. Punyai
prinsip jelas dan jangan mudah tergoda rayuan duniawi yang hanya bersifat
sementara. Tentukan Cinta....karena bila
kita salah arah maka kesedihan dan derita hidup yang bakal kita hadapi.
Sebelum
saya pergi dan berangkat ke Tanah Suci – Saudi Arabia, aku adalah keluarga utuh
...suami–istri yang sangat berbahagia. Seiring perkembangan kebutuhan yang
semakin hari semakin melesat, keluargaku ditimpa satu musibah....,musibah akan terkoyaknya
sebuah makna ikatan perkawinan. Suamiku...pindah tautan kelain hati., hingga
dari perkawinanku dan perkawinan kedua dia mempunyai masing-masing seorang
anak. Bisa dibayangkan bagaimana
sakitnya hatiku saat itu....ditambah dengan memikirkan hutang-hutang yang
diakibatkan suamiku dari pola hidupnya yang tak terkontrol.
Next Part II
Next Part II
1 komentar:
iya deeh cius yang bnr
Posting Komentar