Di Balik Senyum Seorang Pahlawan Devisa II

Bermodal tekad kuat untuk membantu suami dan masa depan anak-anakku kelak, aku nekad pergi ke Arab Saudi guna menjdai TKW. Selama 4 tahun kerja keras banting-tulang hanya terbalas pengkhianatan oleh suami. Selama 4 tahun tsb, tak sedikitpun hasil kerja  kerasku aku sisakan...semua kukirim untuk suami guna melunasi hutang-hutangnya. Namun apa yang kudapat dari balasan suami...hanya derita...karena ternyata suami telah mendua dan karuniai seorang anak . Betapa sakit hati ini setelah dengar kabar suami mendua, namun aku hanya bisa pasrah..karena bagaimana pun ini kesalahanku ...terlalu lama meningalkannya.

Di Balik Senyum Seorang Pahlawan Devisa II

Masalah hati memang tak selamanya kita pahami...,meski suami berulang kali menyakiti hatiku namun aku tak bisa melepas begitu saja kasih-sayangku terhadapnya.  Selalu ada harapan....siapa tahu kedepannya bisa berubah. Jika dia bisa berubah....barangkali bisa kumulai lagi membangun keluarga dari nol.

 Dua tahun lalu aku pulang dari Arab, aku mencoba tuk tinggal dan kembali lagi hidup bersama suami. Selama satu tahun itu aku bersabar dan bersabar..tuk bisa memahaminya, tapi pertengkaran selalu terjadi ...karena suamiku tetap pada sifatnya.

Setelah itu aku bercerai dari suami tapi entah kenapa perceraian itu hanya berlangsung satu bulan saja dan kami bersama lagi tanpa sepengtahuan ibuku. Setelah aku pulang ke Indonesia aku pegang rahasia itu dari ibuku selama dua bulan aku tinggal bersama ibuku, setiap saat suami ku datang mengancam ku dengan kata-kata kotornya sehingga aku tak kuasa menahan lagi rahasia itu lalu aku terus terang terhadap ibuku.

Betapa sakitnya ibuku...sungguh hancur hatinnya mendengar penderitaan anaknya sampai dia terjatuh pingsan, tapi aku seperti orang gila melihat ibuku seperti itu aku tak peduli karena aku telah dua minggu mengandung janin dari suamiku, setelah itu ibuku pasrah dan mengembalikan aku pada suamiku. Tapi demi tuhan semenjak itu hatiku slalu di hantui rasa berdosa terhadap ibuku tapi aku tak bisa berbuat apapun karena aku masih terikat tali perkawinan dan mengandung anakanya, dan aku tinggal bersama suamiku lagi.

Empat bulan sudah aku tinggal bersama suamiku.., perutku makin mmbesar. Cobaan datang lagi, suamiku selalu pulang dengan keadaan mabuk dan selalu terdengar pertengkaran bersama polisi, dan yang lebih parah dan menyakitkan...,aku menemukan perselingkuhan suamiku lagi bersama seorang janda.

Pertengkaran antara kami terus menerus sehingga anakku yang paling besar menjadi terganggu kesehatannya hingga dia jatuh sakit karena sering ketakutan melihat kami selalu bertengkar
Sejak itu demi anakku aku diam dan mengalah, walaupun sebenarnya hatiku hancur dan berontak.
Dan semenjak itu...., karena faktor ekonomi pula aku kembali bekerja di sebuah restoran arab di Puncak Cipanas dan alhamdulilah dua minggu sekali aku pulang membawa uang.

Karena kemahiranku dalam memasak aku sering dapat tip dari nyonya-nyanya arab yangg datang berkunjungku ke retoranku meraka bilang masakan ku sangat enak dan ini karena janinku membawa berkah, aku hanya bisa bersyukur atas rizqi ygang telah diberi Allah untuk ku dan anak-anakku. Meski  membutuhkan, namun semakin lama aku prihatinkan kehidupan seperti itu karena usia kandunganku yang semakin meningkat. Menginjak usia kandunganku 9 bln aku berhenti kerja dari restoran tsb.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar